Seumur hidup
saya tidak pernah tahu tempat ini sebelumnya, film Laskar Pelangi lah yang
memperkenalkan pulau ini kepada saya. Film garapan Riri Riza yang di rilis pada
tanggal 28 September 2008 ini, memang benar-benar dikemas sangat apik. Film ini
merupakan adaptasi dari novel karangan Andrea Hirata, dimana sewaktu zaman
kuliah pun saya tertawa, sedih, kadang terharu dan juga termotivasi membacanya.
Untuk mencari pemeran tokoh-tokoh anggota Laskar Pelangi, Riri Riza melakukan casting
di daerah Belitung dengan menggunakan pemeran-pemeran lokal dalam pembuatan
film. Film ini juga diambil di lokasi Pulau Belitung, yang membuat saya kagum
akan keindahannya. Meski sudah menonton berkali-kali, saya pun belum tahu kapan
waktunya pergi kesana. Hingga suatu hari saya menemukan tanggal dimana saya
bisa mengambil libur dan tak kan ada satu nasabah, rekan kerja atau bos pun
yang akan mengganggu liburan saya. Natal..! Ya, pas di liburan Natal saya akan
pergi kesana.. Meskipun dengan harga tiket yang cukup mahal (eh, ada yang
bayarin sih..).
Saya pun mencari informasi dan menemukan www.belitungisland.com website pertama yang khusus menyediakan informasi tentang Belitung. Saya pun
berangkat tepat pada tanggal 22 Desember 2012 menuju bandara Soetta, pukul 04
pagi karena akan terbang pada pukul 06.00 menuju bandar udara Tanjung Pandan.
Saya pun berangkat naik taxi, tanpa mandi. Jam segitu, dingin banget kaleee...
hehe.. Di dalam perjalanan, tepat di depan jalan mangga besar, seorang polisi
berdiri tegak memberhentikan taxi yang saya tumpangi. Aduhh, ancaman apalagi
nih? Hebat bener polisi jam segini udah cari duit! Polisi pun mengetuk kaca
taxi dan bertanya : “Mau kemana mbak pagi-pagi begini?”
Saya pun menjawab dengan sedikit panik, “Mau ke Bangka Belitung, Pak.” Kemudian Polisi tersebut pun melihat ke dalam taxi dan mempersilahkan kami melanjutkan perjalanan. Udah? Gitu doang? Kog dia gak nilang sih? Apaan sih maksud polisi itu? Mabok kali ya? Eh usut punya usut, ternyata lokasi tempat taxi lewat tadi itu adalah lokasinya para perempuan-perempuan... uhhh, gak enak ya ngomongnya. Ya pokoknya banyak perempuan yang jual diri disana. Seringkali perempuan-perempuan dari negara lain pun datang hanya sekedar untuk melayani atau memuaskan nafsu, atau memang dibawa oleh pasangan semalamnya ke tempat itu. Perempuan-perempuan itu biasanya dari Asia seperti China, Thailand dan sejenisnya. Ohhh, begitu ya ternyata. Jadi mentang-mentang saya ini bermata sipit dicek juga gitu! Tapi tak apalah, polisi ini menjalankan tugasnya dengan benar. Prok.. Prok..Prok!
Saya pun menjawab dengan sedikit panik, “Mau ke Bangka Belitung, Pak.” Kemudian Polisi tersebut pun melihat ke dalam taxi dan mempersilahkan kami melanjutkan perjalanan. Udah? Gitu doang? Kog dia gak nilang sih? Apaan sih maksud polisi itu? Mabok kali ya? Eh usut punya usut, ternyata lokasi tempat taxi lewat tadi itu adalah lokasinya para perempuan-perempuan... uhhh, gak enak ya ngomongnya. Ya pokoknya banyak perempuan yang jual diri disana. Seringkali perempuan-perempuan dari negara lain pun datang hanya sekedar untuk melayani atau memuaskan nafsu, atau memang dibawa oleh pasangan semalamnya ke tempat itu. Perempuan-perempuan itu biasanya dari Asia seperti China, Thailand dan sejenisnya. Ohhh, begitu ya ternyata. Jadi mentang-mentang saya ini bermata sipit dicek juga gitu! Tapi tak apalah, polisi ini menjalankan tugasnya dengan benar. Prok.. Prok..Prok!
Akhirnya
sampai juga di bandara, check in dan kemudian sarapan pagi terlebih dahulu
sambil membunuh waktu. Saya tak menyangka, pagi buta seperti itu bandara masih
saja ramai. Saya pun mengamati dari kaca ruang tunggu bagaimana barang-barang
penumpang diantar ke bagasi pesawat.
Mungkin isinya
baju, sepatu, tas, atau potongan tubuh manusia? Otak saya pun mulai ngaco, dan
memilih untuk tidur di kursi ruang tunggu. Tiga puluh menit kemudian pesawat
pun sudah siap, dan saya berjalan dari ruang tunggu menuju pesawat yang dengan
tegak berdiri menyapaku di pagi hari.
Bahagianya aku
mendapatkan posisi duduk dekat dengan jendela kaca pesawat, cihuyyy.. 45 menit
pun berlalu dan sampai di bandara Tanjung Pandan yang ternyata tidak begitu
besar. Tak lupa saya berfoto diri di bandara, mengingat ini perjalanan pertama
ke pulau tersebut dan besar kemungkinan tidak kesana lagi.
Sambil
menunggu pengambilan barang-barang dari bagasi, ternyata driver yang sudah kami
hubungi dari jauh hari sudah menunggu di depan pintu masuk. Maka perjalanan di
Pulau Belitung pun akan segera kami mulai, dan bersyukur sekali kami
mendapatkan driver yang sangat hafal seluruh jalanan beserta objek wisata
Belitung include dengan sejarahnya. Pas banget! Ini dia perjalanan indah saya
selama di Belitung.
Hari Pertama:
Mobil yang kami sewa pun melaju
dengan kecepatan tinggi, karena jalanan di kota ini tidak padat seperti
Jakarta, tidak macet, dan saya perhatikan bahkan jalan kecil sekalipun sudah di
aspal. Bukti bahwa pemerintah daerahnya sangat peduli dan benar-benar membangun
kotanya. Udara yang segar, jalanan yang lancar, dan pemandangan sekeliling yang
unik membuat saya berkali-kali tersenyum dan menghembuskan nafas panjang. Lega
sekali.. Liburannn, benar benar liburan!
1. Kuil Dewi Kwan Im
Tujuan pertama
kami adalah Kuil Dewi Kwan Im. Tak pernah terpikirkan akhirnya saya
menginjakkan kaki di dalam kuil ini. Sewaktu masih kecil, saya sering sekali
menonton film Dewi Kwan Im yang saya pikir itu hanyalah khayalan atau rekayasa
saja dan kini saya menemukan kuilnya di Belitung.
Saya pun masuk
kedalam kuil, mulai melihat foto-foto atau lukisan Dewi Kwan Im di setiap
temboknya. Bagi teman-teman yang sudah lupa wajah Dewi kwan Im, berikut saya
tampilkan lagi.. hehe..
Jika anda
berkunjung ke tempat ini, anda harus meramal keberuntungan di tempat ini.
Berbagai suku agama turut antusias mencari tahu keberuntungan mereka di kuil
ini. Ciam bambu keberuntungan, begitu penjaga kuil menyebutnya. Ciam bambu ini
diduga dapat meramal nasib seseorang, dan berdasarkan interview saya terhadap
penjaga tersebut kebanyakan pengunjung yang datang adalah kaum muda yang ingin
tahu jodoh mereka. Cieee..Ciee, cari tahu jodoh sampai antar pulau gitu!
Bhakakak..!
Tapi saya tak
seperti itu, saya cukup mencari tahu karir dan masa depan saja. Kalau jodoh,
lagi-lagi jangan sampai saya tahu dan menghancurkan hati saya. Lebih baik saya
tanya masa depan dan karir saja. Haha.. demikian hasil uji keberuntungan saya!
Pertama-tama
saya harus berdoa dan punya niat yang baik, berdoa ala apa saja boleh sesuai
agamanya masing-masing. Kemudian si penjaga akan melemparkan dua buah batu
kerikil yang tersedia, sepertinya setiap sisi batu ini memiliki kode. Karna ketika
menurut penjaga lemparan batu tersebut salah, maka ia akan berdoa lagi dan
melemparkan batu seperti main dadu untuk yang kedua kalinya. Setelah keluar
hasil yang benar, maka ia mempersilahkan saya untuk mengocok bilah-bilah bambu
dalam gelas bambu besar hingga salah satu bambu keluar dari dalam gelas,
setelah itu akan terlihat angka keberuntungan yang keluar. Yap, 55 ! Angka
keberuntungan saya.. Penjaga pun mencari arti dari angka 55 itu di kotak yang
sudah ditempel di tembok kuil. Hasilnya, tak seperti yang saya inginkan. Itu
bukan akan keberuntungan, tapi kebuntungan.
Saya bertanya
pada penjaga, apa maksud istilah tersebut? Dengan sedih ia pun menjawab, “Karir
anda saat ini tidak begitu bagus. Anda sebaiknya jangan terburu-buru mengambil
keputusan, sebab akan selalu ada halangan, rintangan dan tantangan yang
menghadang rencana anda seperti gunung dan air. Untuk saat ini, baiknya
pikirkan bagaimana caranya menempuh masa depan yang baik, dengan pemikiran yang
matang.”
Apa boleh
buat, saya kan hanya mencoba saja. Percaya tidak percaya inilah hasilnya, dan
dalam kenyataannya saat ini pun memang itu yang sedang terjadi dalam karir
saya. Saya pindah ke salah satu perusahaan baru dengan tawaran baru, namun
dengan budaya kerja yang berbeda, yang sepertinya tidak cocok dengan saya. Tapi
bukankah hidup ini penuh kejutan dan tantangan? Hidup harus terus berjalan
bukan..? *menangis dipojokan*
Perasaan yang
gundah pun membuat saya langsung keluar dari kuil dan masuk ke mobil,
melanjutkan perjalanan baru yang mungkin lebih menawarkan kecantikan alam. Eittss,
sebentar! Si penjaga bilang ramalan ini hanya berdurasi satu tahun, jadi tahun
depan ya hasil ramalannya beda lagi. Hihihi, kebetulan kan saya Desember 2012
yah kesanya. Berarti ramalan sudah habis durasinya dalam sebulan. Hahahahhaa..
senangnya hatiku.. Tarik nafas, buang jauh-jauh... Hufffhhh!
2. Pantai Burung Mandi
Saya pun tiba
di Pantai Burung Mandi, di pantai ini tidak begitu banyak yang kita bisa lihat
kecuali anak-anak yang bermain di pantai sehabis sekolah dan deretan kapal
nelayan yang berwarna-warni. Saya pun bingung dimana letak burungnya.
3. Danau Bandung
Danau Bandung ini berada di kota manggar.
Dahulu kala, Manggar adalah pusat tambang timah terbesar di Belitung, kini
Manggar adalah kota kecil dengan berbagai objek wisata yang menarik, kota
dimana film laskar pelangi dibuat. Manggar ini pun terkenal dengan sebutan kota
dengan 1001 warung kopi. Ada puluhan warung kopi yang dijadikan tempat
bersosialisasi bagi warga kota Manggar dan sekitarnya. Beberapa warung kopi
membuat kantin terapung atau warung kopi yang mengapung diatas Danau Bandung
ini. Salah satu yang kami kunjungi adalah warung kantin terapung yang satu ini,
kita bisa menikmati kopi Belitung dengan danau indah yang mengelilingi kita.
Nikmatnya..
Setelah
kenyang, kami pun melewati sebuah kantor yang warnanya kuning terang, menarik
mata untuk memandang. Ternyata itu adalah Kantor Bupati Manggar.
4. Bendungan Pice
Bendungan ini
dibangun semasa pemerintahan kolonial Belanda pada awal abad 20, mempunyai 16
pintu dengan ukuran 2,5 meter dari tiap pintunya. Dulu pada masa penambangan
timah masih diusahakan oleh perusahaan milik Belanda (GMB), bendungan tersebut
berfungsi sebagai alat pengatur tinggi rendahnya permukaan air guna mempermudah
sistem kerja kapal keruk melakukan eksplorasi timah. Kini Bendungan Pice ini
masih tetap digunakan untuk mengatur debit air di hulu. Bendungan yg menjadi
ikon Kec. Gantung ini sekarang masih berdiri dan berfungsi dg baik. Lokasinya
berada di Desa Canggu. Bendungan ini di dirikan pada tahun 1928, disebut “PICE”
oleh masyarakat setempat karena diambil dari nama “Sir vance”, yaitu seorang
Insinyur Arsitek Belanda yang membangunnya.
5. Rumah Ahok
Tau Ahok kan? Saya baru tau kalau beliau adalah mantan Bupati
Belitong timur 2005. Beliau jg mendirikan perusahaan CV Panda yang bergerak
dibidang kontraktor pertambangan PT Timah. Sempat mencalonkan diri mjd walikota
Belitong namun belum mendapatkan kesempatan.
Eh, skrg malah diberkati mjd Gubernur DKI. Beliau memiliki paham "orang miskin jangan lawan orang kaya
dan orang kaya jangan lawan pejabat (paham Kong Hu Cu)." Nah, ini
adalah kediaman Ahok (wakil gubernur DKI 2012) di Belitong.. saya berdiri di
depannya saja, semoga karirnya menular :)
6. Museum Kata – Andrea Hirata
Diperjalanan
menuju tempat selanjutnya, driver yang cerdik pun mengantarkan kami ke Museum Kata
Andrea Hirata, yang tadinya tidak ada dalam list perjalanan kami. Sepertinya tak
banyak pengunjung yang tahu tempat ini. Bahkan beberapa blog yang saya baca,
mereka yang pernah ke Belitung tidak mencantumkan tempat ini sebagai salah satu
tempat yang sudah disinggahinya. Untuk masuk ke museum ini pun, kita harus
membayar Rp. 2000 rupiah untuk donasi kebersihan. Di museum ini terdapat
foto-foto selama syuting film Laskar Pelangi, peralatan seni yang digunakan,
dan juga menjual buku-buku Andrea Hirata dalam bahasa Indonesia, Melayu dan bahasa
Inggris.
7. SD Laskar Pelangi
Replika SD
Muhammadiyah merupakan bangunan yang dibuat dalam rangka syuting film Laskar Pelangi
yang diangkat dari novel Andrea Hirata.
Tak banyak memang yang bisa dilihat di
tempat ini, karena hanya ada bangunan yang sudah hampir roboh dengan kayu-kayu
yang lapuk. Namun menurut http://bangka.tribunnews.com/2012/06/23/wisatawan-foto-depan-sd-laskar-pelangi-lalu-pulang tahun 2012, Pemdes Desa Lenggang mendapat peringkat pertama dalam usulan
pembangunan gedung galery dari program PNPM Mandiri. Rencananya Galery itu akan
dibangun Agustus 2012 di dalam kawasan bukit raya SD Laskar Pelangi. Galery itu
nantinya akan menjadi pioner pusat jajanan kuliner dan kerajinan khas daerah. Pengelolaannya
kedepan akan dilaksanakan oleh sebuah koperasi. Galery pun terbuka untuk
berbagai produk dari desa atau kecamatan lain di Beltim. Semoga terlaksana ya, karena bulan Desember 2012 saya
kesana, galery tersebut belum di bangun. Masuk ke dalam SD pun saya hampir
disengat tawon, karena tawon sudah beranak pinak disana. *benjol deh*
8. Danau Kaolin
Di desa yang
cantik ini terdapat sebuah danau dengan air berwarna biru toska, bernama Danau
Kaolin. Dulu danau ini digunakan sebagai tempat penambangan kaolin atau tanah
liat yang menjadi mata pencaharian utama masyarakat Belitung hingga kini. Penambangan
ini memberi banyak sekali lapangan pekerjaan untuk masyarakat Belitung. Seluruh
hasil tambang kaolin dikapalkan ke luar pulau Belitung untuk bahan baku pabrik
cat dan kosmetik. Akibat dari adanya aktivitas penambangan ini, kini yang
tersisa adalah lubang-lubang besar yang berisikan air berwarna biru toska.Tetapi
dampak negatif dari penambangan ini seperti yang anda lihat, adalah kerusakan
lingkungan, sama seperti penambangan timah. Kerusakan menjadi lebih parah
ketika kegiatan tambang ini juga mengotori aliran sungai-sungai besar di
Belitung. Namun pemandangan yang tak biasa dengan air danau yang berwarna bitu
toska serta dinding yang putih akan menawarkan panorama tersendiri untuk para
penikmat foto.
9. Tanjung Tinggi
Tanjung tinggi
merupakan pantai pasir putih di teluk yang diapit dua semenanjung batu-batu
granit raksasa terbesar sepanjang pantai dan dilepas pantai dengan air laut
yang jernih dan tenang. Aktifitas yang bisa dilakukan disepanjang pantai ini
adalah berjalan di pasir putih, berenang, snorkeling dan menikmati sunset. Menurut
masyarakat setempat, sunset terbaik bisa dilihat di tempat ini. Lokasi syuting
film “Laskar Pelangi” dan “Sang pemimpi” ini benar-benar membuat saya sangat
takjub, pantas saja tempat ini menjadi tempat yang sangat ramai dikunjungi oleh
para wisatawan.
Rakyat Belitung sudah sepantasnya berterima kasih kepada Andrea
Hirata, karena karyanya yang apik ternyata mampu merubah kotanya menjadi sangat
terkenal. Hal ini dibuktikan dari jumlah wisatawan yang datang setelah
munculnya Film Laskar Pelangi pada tahun 2008. Tercatat di www.belitungkab.go.id dimana pada
tahun 2008 – 2009 adalah tahun dimana Belitung sudah mulai menjadi sorotan
wisata. Selanjutnya di tahun 2010, tercatat jumlah pengunjung sebanyak 50.501
orang. Artinya, setiap tahun terjadi peningkatan yang luar biasa setelah
munculnya film Laskar Pelangi tersebut.
|
Continue...
Timeline picture nya aja di belitong.. :D
ReplyDeleteItu yg nendang batu jgn terlalu terbuka kakinya :*
Btw...ini foto2 nya cuma segini aja? :O