Wednesday, March 13, 2013

Si Raja Pantai Berbatu, Pulau Belitung (2)



Sampai juga di hari ke-2, hari yang sangat ditunggu-tunggu karena hari ini saya akan berkeliling pulau yang sangat luas dengan pemandangan alam dan bebatuan yang menakjubkan. Bagi teman-teman yang ingin menghitamkan kulit, silahkan boleh mencoba wisata yang satu ini. Karena sampai saya menulis di blog ini, belang di bagian paha saya belum juga hilang. Hahaha.. *tidak perlu menampilkan foto*
Pagi hari yang cerah memberikan tanda kepada kami bahwa hari ini adalah hari yang sangat pas untuk bermain air, dan semoga tidak ada gangguan selama berlayar. Kami pun menyewa sebuah motor matic untuk berangkat tour island hopping ke Tanjung Kelayang.

1.    Tanjung Kelayang
Setelah tanya sana sini, akhirnya kami menemukan juga lokasi yang disebut sebagai Tanjung Kelayang. Semenanjung ini dikelilingi pulau-pulau kecil dan batu-batu granit di ujung semenanjung dan dilepas pantai berpasir putih. Tempat ini adalah stop point kegiatan sail Indonesia, pusat rekreasi pantai yang secara periodik di singgahi oleh ratusan perahu yacht dari manca negara dalam event Sail Indonesia. Tanjung Kelayang biasanya menjadi semacam pelabuhan tak resmi bagi perahu-perahu motor sewaan yang membawa wisatawan menjelajahi pulau-pulau kecil Belitung. Kami pun memarkirkan motor sewaan kami hingga sore nanti, dan takjub sekali karena tidak ditarik biaya parkir sama sekali di tempat ini dan sudah disediakan penjaga khusus. Mantap!

Kami pun mulai bertanya pada seorang bapak yang menyewakan kapal untuk berlayar ke setiap pulau. Biayanya cukup mengagetkan, sekali perjalanan pulang pergi 400 ribu rupiah, sewa life jacket pun harus bayar lagi. Tapi kami harus rela menunggu hingga jam 1 siang, karena kapal-kapal mereka sudah berangkat lebih dulu dari pagi hari oleh beberapa rombongan tour. Alhasil kami pun berfoto-foto ria di depan icon tanjung kelayang ini.



Berfoto di jembatan Tanjung Kelayang


2.    Tanjung Tinggi
Karena bosan menunggu siang, maka kami pun kembali ke Tanjung Tinggi yang di hari pertama sudah kami singgahi. Tempat ini tidak begitu jauh, hanya 10 menit dengan mengendarai motor. Sebenarnya ada satu foto yang tidak berhasil kami dapatkan dihari pertama di tempat ini, karena cuaca yang cukup gelap dan hasil foto yang menurut saya tidak berhasil menyegarkan mata. Saya pun kembali berpose ria di tempat itu, dan menghasilkan foto seperti ini :


  

Sambil membunuh waktu, kami pun mengelilingi Tanjung Tinggi dari ujung ke ujung. Disebelah kanan akan terlihat banyak sekali tanaman bakau yang menyebabkan air menjadi berwarna merah kecoklatan. Namun ini menjadi salah satu daya tarik tempat ini, karena menyebabkan air disekitarnya memiliki gradasi warna yang unik, merah marun, hijau tosca dan biru, ditambah lagi tanaman-tanaman pantai atau pepohonan kecil yang tumbuh dengan dedaunan hijau, indah sekali.



Berjalan di sepanjang pantai, saya pun menemukan batu-batu raksasa yang memperindah pesona pantai tersebut.





Di pantai ini terdapat satu tempat yang biasa digunakan oleh wisatawan untuk berenang atau sekedar berkeliling menggunakan speed boat. Area ini memang lebih aman untuk pengunjung karena ombak tidak begitu besar. Dilokasi inilah kita bisa menemukan banyak warung yang sudah siap menyajikan berbagai jenis makanan laut. Karena tempat ini begitu ramai dibandingkan area sebelah kanan yang sebelumnya saya datangi, pantai ini terlihat seperti kurang menarik bagi saya. Sehingga saya memutuskan untuk foto saja di atas kapal dan bermain-main air di pinggir pantai. Mau berenang, sepertinya tidak memungkinkan karena banyak sekali wisatawan dengan puluhan keluarganya berenang disana. Sumpek!




Lelah bermain air, maka saya pun kelaparan dan memilih makan seafood dan air kelapa muda di pinggir pantai. Ah, sedap kali !

Seafood yang kami pesan belum juga selesai dimasak, eh tiba-tiba penyewa kapal sudah menelpon kami karena kapal jam 1 akan segera berangkat. Alhasil seafood pun dibungkus untuk dimakan di kapal saja. Ahhhh... gak jadi sedap!
Kami pun berangkat, cihuyyy!

Di perjalanan, saya pun memotret beberapa aktivitas ataupun hanya sekedar pemandangan yang terlihat disisi pantai. Seperti tempat penangkapan ikan para nelayan dibawah ini:

 

3.    Batu Garuda
Yang pertama kali kami singgahi adalah Batu Garuda yang menjadi icon Tanjung kelayang. Bentuk batu mirip kepala seekor burung inilah yang menjadikan nama tempat ini sebagai Tanjung Kelayang, dimana Kelayang adalah nama salah satu jenis burung. Penduduk sekitar menamakan batu yang berbentuk seperti kepala burung dengan nama yang lebih istimewa yaitu Batu Garuda.

  

4.    Batu Berlayar
Batu berlayar adalah pulau pasir yang tersusun oleh batu-batu granit besar diatas pulau dan perairan disekitarnya. Disebut sebagai batu berlayar karena terdapat beberapa batu berdiri tegak memanjang seolah-olah seperti layar. Bentuk batu yang unik dan artistik diatas pasir tanpa ada satupun tumbuhan karena pada saat pasang, pasir pasti tertutup penuh oleh air laut. Disekitar lokasi ini cukup bagus untuk snorkeling, namun karena saya datangnya pun di musim penghujan lokasi ini pun tertutup air yang cukup dalam sehingga tidak bisa keluar dari dalam kapal.

Foto di depan Batu Berlayar

5.    Pulau Babi
Pulau yang indah ini memang tak seindah namanya. Terletak tidak jauh dari pulau Lengkuas, pulau dengan banyak bebatuan granit dipinggirnya, pasir putih dan banyak pohon kelapa. Entah kenapa pulau ini disebut pulau Babi, padahal saya tak melihat satu pun babi hidup disana. Kawasan ini merupakan salah satu tempat yang indah untuk dijadikan object fotografi. Selain itu, bagi yang senang menikmati keindahan pemandangan dasar laut bisa ber-snorkeling ria di pulau ini. Pulau ini pun terbagi menjadi dua, pulau babi besar dan babi kecil. Sayang sekali saya tidak bisa turun karena air terlalu dalam dan kapal tidak bisa mendarat tepat di pinggir pantai dengan alasan yang saya pun gak ngerti bahasa nahkodanya. Kumur-kumur sih.. hehe.. Namun menurut pemandu kapal, terdapat banyak bulu babi di tempat ini sehingga disebut Pulau babi. Ohhh, kirain ada babi beneran. Kan lumayan buat foto bareng, siapa tau aja mirip. *eh!


 

6.    Pulau lengkuas
Pulau kecil dikelilingi oleh 2 pulau kecil lainnya berbatu granit dan gundukan pasir putih membentuk semenanjung ini sudah mulai tampak dari kejauhan karena terdapat mercusuar setinggi 60 meter yang dibangun pada tahun 1882 oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Sampai sekarang masih berfungsi untuk memandu lalu lintas perahu nelayan di perairan yang penuh karang. Para wisatawan yang ingin mendarat di sana harus siap-siap membasahi celana pendeknya masing-masing, karena boat tidak bisa masuk terlalu dalam menuju pasir pantai.

Kita dapat mendaki mercusuar buatan Belanda ini dengan membayar Rp. 5.000,- terlebih dahulu.

Walaupun kita merasa lelah dengan pendakian ini, tetapi pemandangan alam yang tersaji dihadapan kita dari balik jendela mercusuar, sungguh sangat indah dan mempesona. Mercusuar terdiri dari 18 lantai dengan 302 anak tangga *semoga saya tdk salah hitung*.

Kita terus mendaki hingga ke puncaknya di tingkat 17. Pada tingkat 18 tidak ada lagi tulisannya, melainkan jalan menuju teras terbuka, tetapi sebaiknya para pengunjung tidak membukanya demi keselamatan bersama. Tapi tetap saja saya membukanya, sudah jauh-jauh saya pun harus menikmati kebebasan menatap seluruh pulau, betul tidak? Hehe.. Pada tingkat 19 kita bisa melihat keseluruhan pemandangan alam laut yang membentang di segala arah dari balik kaca tebal. Kelelahan yang kita rasakan saat mendaki menara terbayarkan sudah dengan pemandangan alam yang indah mempesona dari puncak menara. 


 
Beberapa foto yang saya ambil dari atas menara:





7.    Pulau Pasir
Sebuah pulau yg hanya terdiri atas pasir dgn ukuran 500 m2, disebut sebagai Pulau pasir. Perairan di sekitar pulau pasir banyak terdapat bintang laut besar berwarna merah muda. Hanya 10 menit dari tanjung kelayang dengan perahu nelayan. Tak terbayangkan dalam hidup saya, bisa menangkap dan berfoto bersama para bintang laut di pulau ini. Indah bukan main!



Setelah selesai, kami pun kembali ke pelabuhan. Ternyata belum begitu sore, kami pun mencoba menikmati pemandangan disekitar Tanjung Kelayang berharap akan menemukan matahari cantik yang enggan terbenam. Namun ternyata salah, di tempat ini sunset bahkan tidak terlihat. Tak putus asa, saya pun mencari tempat atau lokasi yang bisa menghasilkan potret yang apik. Dan saya pun menemukan lukisan indah ciptaan Tuhan yang satu ini :


Saya pun tak lupa mengamati tempat-tempat dimana para nelayan meninggalkan kapal-kapal mereka untuk beristirahat.


Demikian pula malam berakhir dan terhenti pula perjalanan pulau-pulau saya, kemudian sampai di hotel dan tertidur sangat lelap menantikan hari esok tiba.

Continue ...




1 comment:

  1. Background foto yg kedua terakhir laksana lukisan :D
    Nice picture!!

    ReplyDelete