Sampai juga di
hari ke-2, hari yang sangat ditunggu-tunggu karena hari ini saya akan
berkeliling pulau yang sangat luas dengan pemandangan alam dan bebatuan yang
menakjubkan. Bagi teman-teman yang ingin menghitamkan kulit, silahkan boleh
mencoba wisata yang satu ini. Karena sampai saya menulis di blog ini, belang di
bagian paha saya belum juga hilang. Hahaha.. *tidak perlu menampilkan foto*
Pagi hari yang
cerah memberikan tanda kepada kami bahwa hari ini adalah hari yang sangat pas
untuk bermain air, dan semoga tidak ada gangguan selama berlayar. Kami pun
menyewa sebuah motor matic untuk berangkat tour island hopping ke Tanjung
Kelayang.
1. Tanjung Kelayang
Setelah tanya
sana sini, akhirnya kami menemukan juga lokasi yang disebut sebagai Tanjung
Kelayang. Semenanjung ini dikelilingi pulau-pulau kecil dan batu-batu granit di
ujung semenanjung dan dilepas pantai berpasir putih. Tempat ini adalah stop point
kegiatan sail Indonesia, pusat rekreasi pantai yang secara periodik di singgahi
oleh ratusan perahu yacht dari manca negara dalam event Sail Indonesia. Tanjung
Kelayang biasanya menjadi semacam pelabuhan tak resmi bagi perahu-perahu motor
sewaan yang membawa wisatawan menjelajahi pulau-pulau kecil Belitung. Kami pun
memarkirkan motor sewaan kami hingga sore nanti, dan takjub sekali karena tidak
ditarik biaya parkir sama sekali di tempat ini dan sudah disediakan penjaga
khusus. Mantap!
Kami pun mulai
bertanya pada seorang bapak yang menyewakan kapal untuk berlayar ke setiap
pulau. Biayanya cukup mengagetkan, sekali perjalanan pulang pergi 400 ribu
rupiah, sewa life jacket pun harus bayar lagi. Tapi kami harus rela menunggu
hingga jam 1 siang, karena kapal-kapal mereka sudah berangkat lebih dulu dari
pagi hari oleh beberapa rombongan tour. Alhasil kami pun berfoto-foto ria di
depan icon tanjung kelayang ini.
Berfoto di jembatan Tanjung Kelayang |
2. Tanjung Tinggi
Karena bosan
menunggu siang, maka kami pun kembali ke Tanjung Tinggi yang di hari pertama
sudah kami singgahi. Tempat ini tidak begitu jauh, hanya 10 menit dengan
mengendarai motor. Sebenarnya ada satu foto yang tidak berhasil kami dapatkan
dihari pertama di tempat ini, karena cuaca yang cukup gelap dan hasil foto yang
menurut saya tidak berhasil menyegarkan mata. Saya pun kembali berpose ria di
tempat itu, dan menghasilkan foto seperti ini :
Sambil membunuh waktu, kami pun mengelilingi Tanjung Tinggi dari ujung ke ujung. Disebelah kanan akan terlihat banyak sekali tanaman bakau yang menyebabkan air menjadi berwarna merah kecoklatan. Namun ini menjadi salah satu daya tarik tempat ini, karena menyebabkan air disekitarnya memiliki gradasi warna yang unik, merah marun, hijau tosca dan biru, ditambah lagi tanaman-tanaman pantai atau pepohonan kecil yang tumbuh dengan dedaunan hijau, indah sekali.
Berjalan di
sepanjang pantai, saya pun menemukan batu-batu raksasa yang memperindah pesona
pantai tersebut.
Di pantai ini
terdapat satu tempat yang biasa digunakan oleh wisatawan untuk berenang atau
sekedar berkeliling menggunakan speed boat. Area ini memang lebih aman untuk
pengunjung karena ombak tidak begitu besar. Dilokasi inilah kita bisa menemukan
banyak warung yang sudah siap menyajikan berbagai jenis makanan laut. Karena tempat
ini begitu ramai dibandingkan area sebelah kanan yang sebelumnya saya datangi,
pantai ini terlihat seperti kurang menarik bagi saya. Sehingga saya memutuskan
untuk foto saja di atas kapal dan bermain-main air di pinggir pantai. Mau berenang,
sepertinya tidak memungkinkan karena banyak sekali wisatawan dengan puluhan
keluarganya berenang disana. Sumpek!
Lelah bermain
air, maka saya pun kelaparan dan memilih makan seafood dan air kelapa muda di
pinggir pantai. Ah, sedap kali !
Seafood yang
kami pesan belum juga selesai dimasak, eh tiba-tiba penyewa kapal sudah
menelpon kami karena kapal jam 1 akan segera berangkat. Alhasil seafood pun
dibungkus untuk dimakan di kapal saja. Ahhhh... gak jadi sedap!
Kami pun
berangkat, cihuyyy!
Di perjalanan,
saya pun memotret beberapa aktivitas ataupun hanya sekedar pemandangan yang
terlihat disisi pantai. Seperti tempat penangkapan ikan para nelayan dibawah
ini:
3. Batu Garuda
Yang pertama
kali kami singgahi adalah Batu Garuda yang menjadi icon Tanjung kelayang. Bentuk
batu mirip kepala seekor burung inilah yang menjadikan nama tempat ini sebagai
Tanjung Kelayang, dimana Kelayang adalah nama salah satu jenis burung. Penduduk
sekitar menamakan batu yang berbentuk seperti kepala burung dengan nama yang
lebih istimewa yaitu Batu Garuda.
4. Batu Berlayar
Batu berlayar
adalah pulau pasir yang tersusun oleh batu-batu granit besar diatas pulau dan
perairan disekitarnya. Disebut sebagai batu berlayar karena terdapat beberapa
batu berdiri tegak memanjang seolah-olah seperti layar. Bentuk batu yang unik
dan artistik diatas pasir tanpa ada satupun tumbuhan karena pada saat pasang,
pasir pasti tertutup penuh oleh air laut. Disekitar lokasi ini cukup bagus
untuk snorkeling, namun karena saya datangnya pun di musim penghujan lokasi ini
pun tertutup air yang cukup dalam sehingga tidak bisa keluar dari dalam kapal.
Foto di depan Batu Berlayar |
5. Pulau Babi
Pulau yang
indah ini memang tak seindah namanya. Terletak tidak jauh dari pulau Lengkuas,
pulau dengan banyak bebatuan granit dipinggirnya, pasir putih dan banyak pohon
kelapa. Entah kenapa pulau ini disebut pulau Babi, padahal saya tak melihat
satu pun babi hidup disana. Kawasan ini merupakan salah satu tempat yang indah
untuk dijadikan object fotografi. Selain itu, bagi yang senang menikmati
keindahan pemandangan dasar laut bisa ber-snorkeling ria di pulau ini. Pulau
ini pun terbagi menjadi dua, pulau babi besar dan babi kecil. Sayang sekali
saya tidak bisa turun karena air terlalu dalam dan kapal tidak bisa mendarat
tepat di pinggir pantai dengan alasan yang saya pun gak ngerti bahasa
nahkodanya. Kumur-kumur sih.. hehe.. Namun menurut pemandu kapal, terdapat
banyak bulu babi di tempat ini sehingga disebut Pulau babi. Ohhh, kirain ada
babi beneran. Kan lumayan buat foto bareng, siapa tau aja mirip. *eh!
6. Pulau lengkuas
Pulau kecil
dikelilingi oleh 2 pulau kecil lainnya berbatu granit dan gundukan pasir putih
membentuk semenanjung ini sudah mulai tampak dari kejauhan karena terdapat
mercusuar setinggi 60 meter yang dibangun pada tahun 1882 oleh Pemerintah
Kolonial Belanda. Sampai sekarang masih berfungsi untuk memandu lalu lintas
perahu nelayan di perairan yang penuh karang. Para wisatawan yang ingin
mendarat di sana harus siap-siap membasahi celana pendeknya masing-masing,
karena boat tidak bisa masuk terlalu dalam menuju pasir pantai.
Kita dapat
mendaki mercusuar buatan Belanda ini dengan membayar Rp. 5.000,- terlebih dahulu.
Walaupun kita
merasa lelah dengan pendakian ini, tetapi pemandangan alam yang tersaji
dihadapan kita dari balik jendela mercusuar, sungguh sangat indah dan
mempesona.
.
Kita terus mendaki
hingga ke puncaknya di tingkat 17. Pada tingkat 18 tidak ada lagi tulisannya,
melainkan jalan menuju teras terbuka, tetapi sebaiknya para pengunjung tidak
membukanya demi keselamatan bersama. Tapi tetap saja saya membukanya, sudah
jauh-jauh saya pun harus menikmati kebebasan menatap seluruh pulau, betul
tidak? Hehe.. Pada tingkat 19 kita bisa melihat keseluruhan pemandangan alam
laut yang membentang di segala arah dari balik kaca tebal. Kelelahan yang kita
rasakan saat mendaki menara terbayarkan sudah dengan pemandangan alam yang
indah mempesona dari puncak menara.
Beberapa foto yang saya ambil dari atas menara:
7. Pulau Pasir
Setelah
selesai, kami pun kembali ke pelabuhan. Ternyata belum begitu sore, kami pun
mencoba menikmati pemandangan disekitar Tanjung Kelayang berharap akan
menemukan matahari cantik yang enggan terbenam. Namun ternyata salah, di tempat
ini sunset bahkan tidak terlihat. Tak putus asa, saya pun mencari tempat atau
lokasi yang bisa menghasilkan potret yang apik. Dan saya pun menemukan lukisan
indah ciptaan Tuhan yang satu ini :
Saya pun tak
lupa mengamati tempat-tempat dimana para nelayan meninggalkan kapal-kapal
mereka untuk beristirahat.
Demikian pula
malam berakhir dan terhenti pula perjalanan pulau-pulau saya, kemudian sampai
di hotel dan tertidur sangat lelap menantikan hari esok tiba.
Continue ...
Background foto yg kedua terakhir laksana lukisan :D
ReplyDeleteNice picture!!