Persahabatan yang terjalin dengan
seorang kolega dengan suku yang sama membuat saya menginjakkan kaki di negara
ini, negara
paling timur di Semenanjung Indochina di Asia Tenggara, yang lebih dekat kita kenal dengan “Vietnam”. Sebentar, saya mau cerita dulu
tentang kolega saya ini *penting!*
Secara sengaja saya memang
dipertemukan dgn cowok batak satu ini oleh perusahaan tempat saya bekerja
dahulu. Namanya tak perlu saya sebutkan, karna bisa merusak reputasinya sebagai
seorang backpacker, pecinta aviasi (penerbangan), fotografer, marketing dan calo
paspor. Yang sering saya lihat setiap hari di status twitter maupun bbm’nya
adalah perjalanan-perjalanannya ke beberapa negara, blog’nya yang di isi dengan
foto-foto pesawat dan dia hafal lho jenis-jenis pesawatnya bahkan sampe pilot
dan pramugarinya.. wihh.. Selain itu dia juga berbakat dlm bidang fotografi,
dibuktikan dari seringnya dia dibooking untuk foto keluarga, prewed, wedding, ulang
tahun, sunatan dan lain sebagainya. Temen saya ini juga menjadi salah seorang
marketing yang cukup handal, karena beberapa kali dapat reward jalan-jalan ke
luar negri free. Yang terakhir dia juga berprofesi sebagai calo paspor. Kenapa
saya bilang demikian? Karena dia yang bantu saya urus paspor waktu itu, IDR 650
rb. Hiiiihiii... *kabur*
Menurut saya, bakatnya memang
cukup wuih.. tapi yang paling menarik yang ingin saya pelajari adalah menjadi
seorang backpacker sejati seperti dia. Mulai lah saya nanya-nanya masalah
negara-negara di ASEAN yang mungkin terjangkau untuk saya jalani, dan kebetulan
dia pun ada rencana mau ke Vietnam. Saya pun langsung minta tlg bantuin urus
ini itu mulai dari paspor, booking tiket, booking hotel, bahkan sampai tuker
dollar saya serahkan semua padanya. Klop, bungkus.. saya terima bersih saja! Menurutnya,
saya termasuk dalam kategori cukup hebat bisa langsung traveling ke Vietnam. Karena
rata-rata orang Indonesia, taunya traveling ke Singapore doank, belanja, itu
pun pake guide. Dih, males banget..
Setelah booking sana sini, paspor
sudah diserahkan calo, maka tinggallah menunggu waktu keberangkatan, pastinya
dengan pesawat promo Mei 2012 ;
Gak berapa lama saya dapat bbm dari tmn saya
itu, “Ros, ada 2 org nih yang mau ikut lagi.. lumayan buat patungan disana.”
Setelah saya pikir cukup
membantu, maka saya pun bales lagi, “wah,
boleh boleh.. biar rame. Cowok apa cewek? Cakep gak?”
Saya tau dia pasti senyum-senyum
baca bbm dari saya dan di bales, “yang
satu cewek cuy, cakep. Yang satu lagi ya setengah-setengah. Setengah cowok,
setengah cewek”
Hahahahaha.. saya pun tertawa
terbirit-birit!
Alhasil pada waktu yang sudah
ditentukan, siang terik saya langsung buru-buru naik DAMRI Bekasi-Soeta, karena
pesawat berangkat pukul 16.35. Saya pun dikenalkan dengan 2 orang teman yang
diajak untuk backpackeran ini. Yang pertama kita panggil PJ, saya baru tau
kalau yang cewek ini seorang Manager Actuary, duh berat kali ! sisanya Moses,
seorang pria yang halus, kalau kata orang Thailand: “woman’s soul trapped in
man’s body.” Ya gitu deh ya...
Tiga jam di dalam pesawat pun
cukup membuat saya bosan, dan sampailah pada pukul 19.40 di SGN, Ho Chi Minh
city. Katanya nih, Vietnam adalah negara terpadat nomor 13 di dunia, dengan
populasi sekitar 84 juta jiwa dan 80.8 % tidak beragama. Buset, jadi makin
penasaran!
Begitu sampai di bandara, kami
pun langsung menukar dollar menjadi VND. Gak perlu banyak-banyak,
karena vietnamnya juga menerima transaksi dengan USD kog :)
Kemudian begitu keluar dari
bandara, kami semua dijemput oleh saudara teman kami si PJ yang ternyata sudah
lama tinggal dan bekerja disalah satu perusahaan terbesar di Vietnam, yang
bahkan seumur hidup PJ pun belum pernah melihatnya. Semua hanya berbekal info
dari saudara-saudaranya bahwa ia memiliki keluarga yang tinggal di Vietnam dan
disuruh berkunjung kesana. Alhasil, kami pun dibawa dan diarahkan untuk membeli
kartu lokal agar bisa berkomunikasi satu sama lain, mencari paket tour yang
bisa kami gunakan besok pagi dan diantarkan pula sampai ke hostel. Mantaf..!
Cara mengaktifkan bbm pun agak
ribet, mungkin karena kendala bahasa. Tapi karena sudah biasa
menggunakan
blackberry, jd lebih cepat tau maksud sms nya. Begini hasil pengaktifan
nomor Vietnam saya yang providernya "Tomato" (mungkin karena negara ini
cinta sayuran *eh..
Sesampai di hostel, kami pun
langsung jalan lagi untuk mencari makan malam dan menikmati udara malam kota Ho
chi minh dan membeli persedian air bersih. Sepanjang jalan saya melihat
perempuan-perempuan Vietnam berceceran di Jalanan, dengan pakaian yang minim
tentunya. Setelah melihat sekitar, ternyata hostel yang kami tempatin pun
sangat dekat dengan tempat-tempat pijet, barbershop, yang ada plus’nya. Setiap
kali saya lewat dari barbershop ini, banyak sekali perempuan dengan pakaian
minim main judi, merokok dan angkat satu kaki. Mantap kali..!
Saat makan malam, saya pun tak
tanggung-tanggung pengen mencoba makanan khas yang tersedia di warung tersebut.
Maka saya coba “Banh mi bo kho” ; semacam gulai daging (yang setelah saya makan
baru tahu kalo itu daging haram) dengan roti beserta daun ntah apa namanya yang
rasanya seperti mint. Karakter rasanya manis, harganya pun terjangkau sekitar Rp.
23.000,- .
Duh nikmatnya, meleleh di lidah!
Karena sudah lelah dan esok hari
memang membutuhkan tenaga lebih, maka kami pun memilih untuk kembali ke hostel,
bercakap-cakap dengan receptionist, mandi dan bobok cantik dengan sarung. Ouch,
malam pertama kami disambut oleh tambahan dua bule yang ganteng nan rupawan. Mereka
tidur koloran doang, dan saya kebetulan dapet kasur yang berhadapan dengan
mereka. Jadilah saya mengintip-intip dari kasur sedikit demi sedikit, ngiler
dan kemudian lenyap tertidur.
Jadi ngiler liat rotinya...
ReplyDeletehadeeehhh...ngapain liatin kolor bule? -.-'