Monday, February 25, 2013

Sungai ke-10 terpanjang di dunia, Mekong Delta

Bangun pagi-pagi buta hanya untuk melihat bule nya ngiler apa enggak, eh tau-tau bulenya uda ngilang ntah kmn. Yah namanya juga bule, ntah malas mandi atau karena rute yang panjang dan gak mau buang-buang waktu, pagi buta pun mereka sudah berangkat dan kata temen saya nih mereka gak mandi, tetep jalan dengan pakaian kemarin. Alamak, gimana baunya! Saya pun langsung bersiap-siap untuk mandi karena hari ini akan menjadi hari yang sangat panjang karena kami akan menyusuri Sungai Mekong atau yang biasa disebut “Mekong Delta”. Sungai ini adalah sungai ke-10 terpanjang di dunia. Mengalir dari Dataran Tibet di utara mengalir melalui Yunnan di China, Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja dan Vietnam. Penasaran!

<-- Eh, tapi sebelum kesana.. saya mau tunjukin hostel tempat kita menginap. Free wifi juga, bersih dan nyaman. Sprei setiap hari diganti, toilet dan tempat sampah setiap hari dibersihkan dan mereka selalu menjaga toilet agar tetap kering :)






Nah, kami pun berangkat ke lokasi keberangkatan menuju Mekong Delta. Lokasi keberangkatan tepat di depan kantor tour and travel tempat kami memesan tiket. Disana sudah tersedia beberapa bis besar yang akan mengangkut kami berkeliling sungai, serta berkunjung ke desa-desa atau tempat wisata di pinggir sungai.



Tentu saja dengan berbekal sarapan pagi khas vietnam -- >










Kami pun masuk ke dalam bis yang isinya tourist dari berbagai macam negara. Salah satu yang paling mencolok adalah Jepang. Ntah kenapa, pakaian mereka sangat aneh diantara tourist yang lainnya. Tujuan wisata sih kesungai, tapi ada saja perempuan yang memakai dress putih transparan, stoking putih dan sepatu hak tinggi. Mau kemana coba?
Tapi tetep, mau Indonesia, China, Korea, Amerika, tidurnya tetap begini.. Hihihiiii... :p



Kurang lebih 2 jam perjalanan, maka kami pun sampai ke tempat tujuan, dan tak lupa juga mengambil beberapa foto diri dengan latar belakang sungai yang besar itu. Asal nama Sungai Mekong dari bahasa etnik Tai yaitu Mae Nam Khong. Mae Khong bermaksud Sungai Khong, induk kepada segala sungai. Catatan tradisional China menyatakan hulu Sungai Mekong terletak di negara Tibet yang dipanggil Daza Chu. Di negara Laos, hulu sungai Mekong terletak di Sungai Ruak, di segi tiga emas. Lebih 90 juta penduduk bergantung hidup pada Sungai Mekong terutama petani padi. Lebih 140,000 km persegi sawah ditanam di lembangan Sungai Mekong.

Saya pun menikmati perjalanan dengan kapal kecil menyusuri sungai ini, hingga akhirnya sampai ke tempat wisata yang pertama yaitu pembuatan rice paper, sejenis keripik yang dibuat dari beras. Pengunjung pun diajarkan cara membuat rice paper dan disediakan pula tempat penjualan rice paper yang bisa dibeli oleh pengunjung yang datang kesana. Tak ketinggalan, saya pun mencoba membuat rice paper yang diaduk dalam wadah seperti gilingan cabe.

Lelah berjalan-jalan dan belajar membuat rice paper, guide pun memanggil kami untuk makan siang. Tentu saja makanan sudah dibayar plus dalam paket perjalanan, kecuali ada tambahan lain seperti minuman, wine, dan lain sebagainya. Sesampainya ditempat makan siang, saya pun kaget bukan kepalang. Wadah nasi, persis seperti yang saya lihat di film-film kungfu taon jebot. Ikan-ikan goreng di design berdiri dan menantang untuk dimakan.

Cara makan pun tidak menggunakan tangan tapi dengan sumpit. Aduh gimana caranya nyomot ikan berdiri gitu pakai sumpit ya? Susah bukan main, akhirnya saya pun menyerah minta sendok dan garpu.. maklum orang kampung.. hahaha...


Selanjutnya tujuan wisata lain adalah tempat peternakan lebah dan kebun buah. Konon katanya madu dan buahnya adalah yang terbaik. Saya pun tak malu-malu mencobanya dengan teman-teman yang lain. Untuk menuju tempat ini, kami pun harus menggunakan kuda sebagai alat tranportasi. Disepanjang jalan menuju ke perkebunan, sudah banyak penduduk yang menjual souvenir seperti tas, kaos, dan pakaian kebangsaan Vietnam. 
 
Seperti yang terlihat di foto ini, pengunjung melanjutkan perjalanan ke perkebunan dengan menggunakan kuda dengan gerobaknya. Sepertinya, alat transportasi di desa ini memang menggunakan kuda. Saya pun ikut duduk dalam gerobak, menggunakan topi Vietnam. 

 Nah, ini dia Phong Phu.. tempat peternakan lebah dan Pertanian buah-buahan. Madu yang dihasilkan katanya baik untuk menjaga stamina dan kesehatan tubuh. Seluruh pengunjung pun disuguhi gelas-gelas kecil yang diisi dengan madu dan air hangat. Saya pun mencoba satu gelas pertama, hingga akhirnya nambah lagi, lagi dan lagi. Haus...
Setelah mencoba madu, pengunjung pun disuguhi buah-buahan hasil panen seperti buah nanas, semangka, mangga, nangka dan buah naga. Saya pun tidak ketinggalan mencicipi buah-buah tersebut. Saya tidak menyesal berkunjung kesana karena memang buahnya ajaib, rasanya manis, dan memang yang terbaik yang pernah saya makan. Ditambah lagi dengan disediakannya musik dan penyanyi asli vietnam. Saya tidak mengerti apa yang mereka nyanyikan, lagu bahasa inggris pun logatnya aneh, tapi saya menikmati.. :)

<-- Yang paling lucu lagi, banyak juga yang berjualan minyak ular. Konon katanya, mampu menambah tenaga dan menambah gairah serta kekuatan alat vital pria. Wuihh..!
 Selesai berwisata buah-buahan, selanjutnya pengunjung di ajak ke "Que Dua" ; salah satu tempat pembuatan coconut candy (permen yang terbuat dari buah kelapa). Senangnya berada disana, kita bisa menikmati permen yang masih hangat atau baru mateng. Pengunjung pun diajarkan bagaimana cara pembuatannya. Beberapa pengunjung terlihat asik mencoba membantu pekerja sambil belajar membuat coconut candy. Beda lagi dengan beberapa pengunjung yang menurut pengamatan saya hanya bolak-balik mencicipi candy, diambil satu kemudian pergi, dua menit kemudian balik lagi, mencicipi 2 buah candy, kemudian pergi, demikian seterusnya (termasuk saya). Hehehe..


Setelah perut terisi full dengan coconut candy, kami pun kembali menyebrangi Mekong Delta dengan perahu kecil yang akan mengantar kami mendekati perahu besar. Disepanjang perjalanan sungai, kiri kanan terdapat pohon-pohon yang daunnya seperti kelapa sawit, tapi ntah apa namanya. Tak jarang juga kami melihat kadal berseliweran, kodok melompat-lompat, dan dalam hati saya berdoa semoga ular atau buaya tidak muncul. *keringat basah*
Oh iya, setelah saya perhatikan.. yang bekerja sebagai pendayung perahu di tempat ini semuanya wanita paruh baya. Mereka mampu mendayung perahu yang bisa diisi hingga 6 orang. Sungguh tangguh wanita-wanita itu, demi mendapatkan uang tips yang jika dirupiahkan hanya sekitar 5 - 10 ribu rupiah. Saya pun semakin bersyukur pada Tuhan atas hidup saya. Dan kami semua pun kembali ke kapal, berlayar lagi selama kurang lebih 2 jam menuju daratan tempat dimana bus dari jasa tour and travel sudah menunggu kami. Huh, Riang gembira!
Lebih riang membahana lagi saat kami berempat, diajak oleh sodara-nya PJ untuk bertemu anak-anak dan istrinya disebuah restoran di mall terkenal di Vietnam. Cihuyyy, Jalah-jalan ke mall, ditraktir pula. Eh, tapi bener-bener Vietnam, makan dimana aja pasti ada dedaunan mint ini. Hadehhh... Tapi tak apalah, namanya saja gratisan, masa mau minta macam-macam? Keterlaluan.. hehe..

Kami pun kembali ke Saigon Backpacker hostel dengan menggunakan taxi, huhh.. sudah lelah sekali. Sampai, kemudian tertidur.. zzzzzzzzz.... !!!!

1 comment:

  1. Madu tuh, minum madu tuh biar lancar...hahahha... ;)
    Bangun pagi yg katanya terbangun, dan sekarang masih ngantuk2, buka facebook, eh tiba2 liat blog ini di post....langsung klik kanan!! :D

    ReplyDelete