Seminggu terakhir ini, saya
merasa pakaian dalam lemari saya sudah tak layak pakai lagi. Emmm, sebenarnya
masih layak, Cuma kog kesannya pakaian kantor saya “tua” bgt gitu ya. Setelah banjir
jakarta kemarin memang cukup menguras isi lemari saya, tapi tak apalah namanya
juga berbagi, nanti pasti ke-isi lagi (berusaha menyenangkan diri sendiri). Setelah
acak sana sini, dan ternyata.. oucchh, yg tersisa hanyalah beberapa pakaian
kantor yang jadul (masih berkerah dan polos), beberapa kaos-kaos simple yang saya gunakan
sehari-hari dan beberapa kaos tipis yang biasa saya pakai untuk travelling. Saya
berpikir, saya mungkin masih bisa menggunakannya selama satu bulan ini secara
bergantian (cuci kering). Nanti kalo gajian pasti saya beli lagi.. dan nyatanya
tak pernah saya beli. Ntah kenapa saya malah lebih fokus ke parfum. Meski baju
tua, baunya harus tetap harum kan? *eh!
Sampai pada hari Valentine,
dimana saya pikir ya pakaian-pakaian saya yang lain masih bisa digunakan. Eh..
eng ing engg... Bos besar saya bbm yang
isinya begini, “Mohon menggunakan baju berwarna Pink atau merah untuk acara
besok.”
Bacanya pun saya pengen pingsan,
secara baju saya warnanya gak ada yang begitu. Begini kalau saya sebutin satu
per satu; putih garis-garis berlengan panjang, blazer hitam, kemeja
kotak-kotak, kemeja hitam, kemeja merah marun. Ya ampun, saya baru sadar kalau Cuma
itu baju saya yang tersisa. Putih dan hitam. Terlalu... !
Saya pun mencari-cari baju
berwarna pink yang bisa saya gunakan untuk acara tersebut. Anehnya, kog susah
sekali ya menemukan kemeja berwarna pink yang bahannya katun?!
Tentu saja saya mencari yang
berbahan katun atau polyester, karena bahan ini yang biasa digunakan untuk
seragam dll. Ampun susah bgt ya ternyata...
Kemudian mata saya tertuju pada
bagian lain di toko, baju berbagai warna, berbagai motif, dan berbahan tipis. Sepuluh
toko yang saya kunjungi, dan sepuluh toko itu pun banyak menjual baju seperti
ini. Terbuat dari bahan Chiffon; kain yang terbuat dari sutra katun rayon atau
serat sintetis. Bisa jadi dipadukan juga dengan bahan brokat; kain yang disulam.
Menurut saya, jenis yang satu ini membuat pakaian tersebut menjadi terlihat wah
dan mempesona.
Pakaian-pakaian tersebut gak jauh
beda dengan jenis pakaian yang selalu saya liat dalam film korea. Entah karena
masyarakat indonesia yang kecanduan film korea, atau apalah itu namanya, hingga
mbak-mbak kantoran zaman sekarang ini sudah jarang sekali menggunakan kemeja
katun. Malahan banyak yang menggunakan baju tipis berbahan chiffon dengan
tambahan payet atau mutiara putih pada bagian lehernya, atau chiffon polos
ditambah dengan accesories necklace berwarna black atau gold. Macem-macem dan
menggiurkan mata, karena bahannya tipis dan kadang di design agak terbuka. Ada pula
yang di design letak kancing pada bagian belakang, retsleting juga pada bagian
belakang, dan ada juga yang bagian lengan seperti tersobek, sehingga terlihat sedikit
bagian kulit lengannya. Blus, Skirt, Dress, Piyama bahkan Lingerie pun saat ini
banyak yang terbuat dari Chiffon. Eemm, kreatif sekali! Secara langsung, budaya
berpakaian ala orang indonesia pun berubah menjadi ala-ala korea. Sejauh ini
yang saya tau, korea memang terkenal sbg eksportir massal dan produsen
barang-barang murah. Untuk indonesia satu pakaian biasa dijual dengan harga
100-300 ribu rupiah. Saya jadi pengen pergi ke tanah abang dan memastikan berapa
sebenarnya harga kain chiffon per meter-nya? Hihihi...
Sesungguhnya kain ini enak sekali
digunakan, karena cukup ringan. Namun untuk wanita yang gampang sekali
dimasukin angin, sepertinya baju-baju itu tidak cocok untuk saya. Meskipun pada
akhirnya saya tertarik juga untuk membeli beberapa agar tidak ketinggalan
zaman. Selain itu, saya juga agak kewalahan mencucinya, karena hrs cuci
sendiri. Karena saya gak tega kalau bahan setipis itu harus dicampur dengan
pakaian lain yg harus di loundry.
Sekretaris Camat :p
Baju seperti ini pun banyak
sekali bertebaran dimana-mana, di group BB, facebook, twitter, semua pakaian
dijual secara online. Sedih hati saya harus bilang kalau saya sudah 3 kali
kecewa, karena barang yang saya pesan tak sesuai dengan yang dikirimkan. Kadang
salah warna, kadang fotonya menipu, dan dengan alasan mereka menjawab, “kalau
yang difoto itu kan buatan korea asli, kalo yang kita jual buatan indonesianya.”
Preeett.. kenapa gak bilang dari awal? Jelas-jelas status di BB-nya , “Pakaian
Import”
Ah, namanya sales.. ada aja
alasannya. Tapi ya gak bisa disalahkan juga, resiko membeli barang online ya
memang demikian. Tapi saya bersyukur karena baju-baju seperti itu saya sudah
bisa dapatkan langsung dari toko, bisa dicoba, dan bisa di raba.. Jadilah
Korean style, Korean Fever! Hehe.. :)
Keren banget fotonya ka..
ReplyDeleteBesok nyalon carik (*sekdes) di desaku yaa... :p
Bhakakakak.. bisa diatur kakak :p
ReplyDelete