Sunday, February 17, 2013

Korean Fever!

Seminggu terakhir ini, saya merasa pakaian dalam lemari saya sudah tak layak pakai lagi. Emmm, sebenarnya masih layak, Cuma kog kesannya pakaian kantor saya “tua” bgt gitu ya. Setelah banjir jakarta kemarin memang cukup menguras isi lemari saya, tapi tak apalah namanya juga berbagi, nanti pasti ke-isi lagi (berusaha menyenangkan diri sendiri). Setelah acak sana sini, dan ternyata.. oucchh, yg tersisa hanyalah beberapa pakaian kantor yang jadul (masih berkerah dan polos), beberapa kaos-kaos simple yang saya gunakan sehari-hari dan beberapa kaos tipis yang biasa saya pakai untuk travelling. Saya berpikir, saya mungkin masih bisa menggunakannya selama satu bulan ini secara bergantian (cuci kering). Nanti kalo gajian pasti saya beli lagi.. dan nyatanya tak pernah saya beli. Ntah kenapa saya malah lebih fokus ke parfum. Meski baju tua, baunya harus tetap harum kan? *eh!

Sampai pada hari Valentine, dimana saya pikir ya pakaian-pakaian saya yang lain masih bisa digunakan. Eh.. eng ing engg... Bos besar  saya bbm yang isinya begini, “Mohon menggunakan baju berwarna Pink atau merah untuk acara besok.”
Bacanya pun saya pengen pingsan, secara baju saya warnanya gak ada yang begitu. Begini kalau saya sebutin satu per satu; putih garis-garis berlengan panjang, blazer hitam, kemeja kotak-kotak, kemeja hitam, kemeja merah marun. Ya ampun, saya baru sadar kalau Cuma itu baju saya yang tersisa. Putih dan hitam. Terlalu... !

Saya pun mencari-cari baju berwarna pink yang bisa saya gunakan untuk acara tersebut. Anehnya, kog susah sekali ya menemukan kemeja berwarna pink yang bahannya katun?!
Tentu saja saya mencari yang berbahan katun atau polyester, karena bahan ini yang biasa digunakan untuk seragam dll. Ampun susah bgt ya ternyata...
Kemudian mata saya tertuju pada bagian lain di toko, baju berbagai warna, berbagai motif, dan berbahan tipis. Sepuluh toko yang saya kunjungi, dan sepuluh toko itu pun banyak menjual baju seperti ini. Terbuat dari bahan Chiffon; kain yang terbuat dari sutra katun rayon atau serat sintetis. Bisa jadi dipadukan juga dengan bahan brokat; kain yang disulam. Menurut saya, jenis yang satu ini membuat pakaian tersebut menjadi terlihat wah dan mempesona.

Pakaian-pakaian tersebut gak jauh beda dengan jenis pakaian yang selalu saya liat dalam film korea. Entah karena masyarakat indonesia yang kecanduan film korea, atau apalah itu namanya, hingga mbak-mbak kantoran zaman sekarang ini sudah jarang sekali menggunakan kemeja katun. Malahan banyak yang menggunakan baju tipis berbahan chiffon dengan tambahan payet atau mutiara putih pada bagian lehernya, atau chiffon polos ditambah dengan accesories necklace berwarna black atau gold. Macem-macem dan menggiurkan mata, karena bahannya tipis dan kadang di design agak terbuka. Ada pula yang di design letak kancing pada bagian belakang, retsleting juga pada bagian belakang, dan ada juga yang bagian lengan seperti tersobek, sehingga terlihat sedikit bagian kulit lengannya. Blus, Skirt, Dress, Piyama bahkan Lingerie pun saat ini banyak yang terbuat dari Chiffon. Eemm, kreatif sekali! Secara langsung, budaya berpakaian ala orang indonesia pun berubah menjadi ala-ala korea. Sejauh ini yang saya tau, korea memang terkenal sbg eksportir massal dan produsen barang-barang murah. Untuk indonesia satu pakaian biasa dijual dengan harga 100-300 ribu rupiah. Saya jadi pengen pergi ke tanah abang dan memastikan berapa sebenarnya harga kain chiffon per meter-nya? Hihihi...

Sesungguhnya kain ini enak sekali digunakan, karena cukup ringan. Namun untuk wanita yang gampang sekali dimasukin angin, sepertinya baju-baju itu tidak cocok untuk saya. Meskipun pada akhirnya saya tertarik juga untuk membeli beberapa agar tidak ketinggalan zaman. Selain itu, saya juga agak kewalahan mencucinya, karena hrs cuci sendiri. Karena saya gak tega kalau bahan setipis itu harus dicampur dengan pakaian lain yg harus di loundry.

 Sekretaris Camat :p

Baju seperti ini pun banyak sekali bertebaran dimana-mana, di group BB, facebook, twitter, semua pakaian dijual secara online. Sedih hati saya harus bilang kalau saya sudah 3 kali kecewa, karena barang yang saya pesan tak sesuai dengan yang dikirimkan. Kadang salah warna, kadang fotonya menipu, dan dengan alasan mereka menjawab, “kalau yang difoto itu kan buatan korea asli, kalo yang kita jual buatan indonesianya.” Preeett.. kenapa gak bilang dari awal? Jelas-jelas status di BB-nya , “Pakaian Import”

Ah, namanya sales.. ada aja alasannya. Tapi ya gak bisa disalahkan juga, resiko membeli barang online ya memang demikian. Tapi saya bersyukur karena baju-baju seperti itu saya sudah bisa dapatkan langsung dari toko, bisa dicoba, dan bisa di raba.. Jadilah Korean style, Korean Fever! Hehe.. :)

2 comments:

  1. Keren banget fotonya ka..
    Besok nyalon carik (*sekdes) di desaku yaa... :p

    ReplyDelete
  2. Bhakakakak.. bisa diatur kakak :p

    ReplyDelete