Friday, February 22, 2013

Republik Sosialis Vietnam

Persahabatan yang terjalin dengan seorang kolega dengan suku yang sama membuat saya menginjakkan kaki di negara ini, negara paling timur di Semenanjung Indochina di Asia Tenggara, yang lebih dekat kita kenal dengan “Vietnam”. Sebentar, saya mau cerita dulu tentang kolega saya ini *penting!*

Secara sengaja saya memang dipertemukan dgn cowok batak satu ini oleh perusahaan tempat saya bekerja dahulu. Namanya tak perlu saya sebutkan, karna bisa merusak reputasinya sebagai seorang backpacker, pecinta aviasi (penerbangan), fotografer, marketing dan calo paspor. Yang sering saya lihat setiap hari di status twitter maupun bbm’nya adalah perjalanan-perjalanannya ke beberapa negara, blog’nya yang di isi dengan foto-foto pesawat dan dia hafal lho jenis-jenis pesawatnya bahkan sampe pilot dan pramugarinya.. wihh.. Selain itu dia juga berbakat dlm bidang fotografi, dibuktikan dari seringnya dia dibooking untuk foto keluarga, prewed, wedding, ulang tahun, sunatan dan lain sebagainya. Temen saya ini juga menjadi salah seorang marketing yang cukup handal, karena beberapa kali dapat reward jalan-jalan ke luar negri free. Yang terakhir dia juga berprofesi sebagai calo paspor. Kenapa saya bilang demikian? Karena dia yang bantu saya urus paspor waktu itu, IDR 650 rb. Hiiiihiii... *kabur*

Menurut saya, bakatnya memang cukup wuih.. tapi yang paling menarik yang ingin saya pelajari adalah menjadi seorang backpacker sejati seperti dia. Mulai lah saya nanya-nanya masalah negara-negara di ASEAN yang mungkin terjangkau untuk saya jalani, dan kebetulan dia pun ada rencana mau ke Vietnam. Saya pun langsung minta tlg bantuin urus ini itu mulai dari paspor, booking tiket, booking hotel, bahkan sampai tuker dollar saya serahkan semua padanya. Klop, bungkus.. saya terima bersih saja! Menurutnya, saya termasuk dalam kategori cukup hebat bisa langsung traveling ke Vietnam. Karena rata-rata orang Indonesia, taunya traveling ke Singapore doank, belanja, itu pun pake guide. Dih, males banget..
Setelah booking sana sini, paspor sudah diserahkan calo, maka tinggallah menunggu waktu keberangkatan, pastinya dengan pesawat promo Mei 2012 ;

Gak berapa lama saya dapat bbm dari tmn saya itu, “Ros, ada 2 org nih yang mau ikut lagi.. lumayan buat patungan disana.”
Setelah saya pikir cukup membantu, maka saya pun bales lagi, “wah, boleh boleh.. biar rame. Cowok apa cewek? Cakep gak?”
Saya tau dia pasti senyum-senyum baca bbm dari saya dan di bales, “yang satu cewek cuy, cakep. Yang satu lagi ya setengah-setengah. Setengah cowok, setengah cewek”

Hahahahaha.. saya pun tertawa terbirit-birit!
Alhasil pada waktu yang sudah ditentukan, siang terik saya langsung buru-buru naik DAMRI Bekasi-Soeta, karena pesawat berangkat pukul 16.35. Saya pun dikenalkan dengan 2 orang teman yang diajak untuk backpackeran ini. Yang pertama kita panggil PJ, saya baru tau kalau yang cewek ini seorang Manager Actuary, duh berat kali ! sisanya Moses, seorang pria yang halus, kalau kata orang Thailand: “woman’s soul trapped in man’s body.” Ya gitu deh ya...

Tiga jam di dalam pesawat pun cukup membuat saya bosan, dan sampailah pada pukul 19.40 di SGN, Ho Chi Minh city. Katanya nih, Vietnam adalah negara terpadat nomor 13 di dunia, dengan populasi sekitar 84 juta jiwa dan 80.8 % tidak beragama. Buset, jadi makin penasaran!

Begitu sampai di bandara, kami pun langsung menukar dollar menjadi VND. Gak perlu banyak-banyak, karena vietnamnya juga menerima transaksi dengan USD kog :)
Kemudian begitu keluar dari bandara, kami semua dijemput oleh saudara teman kami si PJ yang ternyata sudah lama tinggal dan bekerja disalah satu perusahaan terbesar di Vietnam, yang bahkan seumur hidup PJ pun belum pernah melihatnya. Semua hanya berbekal info dari saudara-saudaranya bahwa ia memiliki keluarga yang tinggal di Vietnam dan disuruh berkunjung kesana. Alhasil, kami pun dibawa dan diarahkan untuk membeli kartu lokal agar bisa berkomunikasi satu sama lain, mencari paket tour yang bisa kami gunakan besok pagi dan diantarkan pula sampai ke hostel. Mantaf..! 

Cara mengaktifkan bbm pun agak ribet, mungkin karena kendala bahasa. Tapi karena sudah biasa menggunakan blackberry, jd lebih cepat tau maksud sms nya. Begini hasil pengaktifan nomor Vietnam saya yang providernya "Tomato" (mungkin karena negara ini cinta sayuran *eh..
Sesampai di hostel, kami pun langsung jalan lagi untuk mencari makan malam dan menikmati udara malam kota Ho chi minh dan membeli persedian air bersih. Sepanjang jalan saya melihat perempuan-perempuan Vietnam berceceran di Jalanan, dengan pakaian yang minim tentunya. Setelah melihat sekitar, ternyata hostel yang kami tempatin pun sangat dekat dengan tempat-tempat pijet, barbershop, yang ada plus’nya. Setiap kali saya lewat dari barbershop ini, banyak sekali perempuan dengan pakaian minim main judi, merokok dan angkat satu kaki. Mantap kali..!

Saat makan malam, saya pun tak tanggung-tanggung pengen mencoba makanan khas yang tersedia di warung tersebut. Maka saya coba “Banh mi bo kho” ; semacam gulai daging (yang setelah saya makan baru tahu kalo itu daging haram) dengan roti beserta daun ntah apa namanya yang rasanya seperti mint. Karakter rasanya manis, harganya pun terjangkau sekitar Rp. 23.000,- .

 Duh nikmatnya, meleleh di lidah!

Karena sudah lelah dan esok hari memang membutuhkan tenaga lebih, maka kami pun memilih untuk kembali ke hostel, bercakap-cakap dengan receptionist, mandi dan bobok cantik dengan sarung. Ouch, malam pertama kami disambut oleh tambahan dua bule yang ganteng nan rupawan. Mereka tidur koloran doang, dan saya kebetulan dapet kasur yang berhadapan dengan mereka. Jadilah saya mengintip-intip dari kasur sedikit demi sedikit, ngiler dan kemudian lenyap tertidur.


1 comment:

  1. Jadi ngiler liat rotinya...
    hadeeehhh...ngapain liatin kolor bule? -.-'

    ReplyDelete