Bangun pagi-pagi buta hanya untuk
melihat bule nya ngiler apa enggak, eh tau-tau bulenya uda ngilang ntah kmn. Yah
namanya juga bule, ntah malas mandi atau karena rute yang panjang dan gak mau
buang-buang waktu, pagi buta pun mereka sudah berangkat dan kata temen saya nih
mereka gak mandi, tetep jalan dengan pakaian kemarin. Alamak, gimana baunya! Saya pun langsung bersiap-siap
untuk mandi karena hari ini akan menjadi hari yang sangat panjang karena kami
akan menyusuri Sungai Mekong atau yang biasa disebut “Mekong Delta”. Sungai ini
adalah sungai ke-10 terpanjang di dunia. Mengalir dari Dataran Tibet di utara
mengalir melalui Yunnan di China, Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja dan Vietnam.
Penasaran!
<-- Eh, tapi sebelum kesana.. saya
mau tunjukin hostel tempat kita menginap. Free wifi juga, bersih dan nyaman. Sprei setiap hari diganti, toilet dan tempat sampah setiap hari dibersihkan dan mereka selalu menjaga toilet agar tetap kering :)
Nah, kami pun berangkat ke lokasi
keberangkatan menuju Mekong Delta. Lokasi keberangkatan tepat di depan kantor
tour and travel tempat kami memesan tiket. Disana sudah tersedia beberapa bis
besar yang akan mengangkut kami berkeliling sungai, serta berkunjung ke
desa-desa atau tempat wisata di pinggir sungai.
Tentu saja dengan berbekal sarapan pagi khas vietnam -- >
Kami pun masuk ke dalam bis yang
isinya tourist dari berbagai macam negara. Salah satu yang paling mencolok
adalah Jepang. Ntah kenapa, pakaian mereka sangat aneh diantara tourist yang
lainnya. Tujuan wisata sih kesungai, tapi ada saja perempuan yang memakai dress
putih transparan, stoking putih dan sepatu hak tinggi. Mau kemana coba?
Tapi tetep, mau Indonesia, China,
Korea, Amerika, tidurnya tetap begini.. Hihihiiii... :p
Kurang lebih 2 jam perjalanan,
maka kami pun sampai ke tempat tujuan, dan tak lupa juga mengambil beberapa
foto diri dengan latar belakang sungai yang besar itu. Asal nama Sungai Mekong
dari bahasa etnik Tai yaitu Mae Nam Khong. Mae Khong bermaksud Sungai Khong,
induk kepada segala sungai. Catatan tradisional China menyatakan hulu Sungai
Mekong terletak di negara Tibet yang dipanggil Daza Chu. Di negara Laos, hulu
sungai Mekong terletak di Sungai Ruak, di segi tiga emas. Lebih 90 juta
penduduk bergantung hidup pada Sungai Mekong terutama petani padi. Lebih
140,000 km persegi sawah ditanam di lembangan Sungai Mekong.
Saya pun menikmati perjalanan
dengan kapal kecil menyusuri sungai ini, hingga akhirnya sampai ke tempat
wisata yang pertama yaitu pembuatan rice paper, sejenis keripik yang
dibuat dari beras. Pengunjung pun diajarkan cara membuat rice paper dan
disediakan pula tempat penjualan rice paper yang bisa dibeli oleh pengunjung
yang datang kesana. Tak ketinggalan, saya pun mencoba membuat rice paper yang
diaduk dalam wadah seperti gilingan cabe.
Lelah berjalan-jalan dan belajar
membuat rice paper, guide pun memanggil kami untuk makan siang. Tentu saja
makanan sudah dibayar plus dalam paket perjalanan, kecuali ada tambahan lain seperti
minuman, wine, dan lain sebagainya. Sesampainya ditempat makan siang, saya pun
kaget bukan kepalang. Wadah nasi, persis seperti yang saya lihat di film-film
kungfu taon jebot. Ikan-ikan goreng di design berdiri dan menantang untuk
dimakan.
Cara makan pun tidak menggunakan tangan tapi dengan sumpit. Aduh gimana
caranya nyomot ikan berdiri gitu pakai sumpit ya? Susah bukan main, akhirnya saya pun menyerah minta sendok dan garpu.. maklum
orang kampung.. hahaha...
Selanjutnya tujuan wisata lain
adalah tempat peternakan lebah dan kebun buah. Konon katanya madu dan buahnya
adalah yang terbaik. Saya pun tak malu-malu mencobanya dengan teman-teman yang
lain. Untuk menuju tempat ini, kami pun harus menggunakan kuda sebagai alat
tranportasi. Disepanjang jalan menuju ke perkebunan, sudah banyak penduduk yang
menjual souvenir seperti tas, kaos, dan pakaian kebangsaan Vietnam.
Seperti yang terlihat di foto ini, pengunjung melanjutkan perjalanan ke perkebunan dengan menggunakan kuda dengan gerobaknya. Sepertinya, alat transportasi di desa ini memang menggunakan kuda. Saya pun ikut duduk dalam gerobak, menggunakan topi Vietnam.
Nah, ini dia Phong Phu.. tempat peternakan lebah dan Pertanian buah-buahan. Madu yang dihasilkan katanya baik untuk menjaga stamina dan kesehatan tubuh. Seluruh pengunjung pun disuguhi gelas-gelas kecil yang diisi dengan madu dan air hangat. Saya pun mencoba satu gelas pertama, hingga akhirnya nambah lagi, lagi dan lagi. Haus...
Setelah mencoba madu, pengunjung pun disuguhi buah-buahan hasil panen seperti buah nanas, semangka, mangga, nangka dan buah naga. Saya pun tidak ketinggalan mencicipi buah-buah tersebut. Saya tidak menyesal berkunjung kesana karena memang buahnya ajaib, rasanya manis, dan memang yang terbaik yang pernah saya makan. Ditambah lagi dengan disediakannya musik dan penyanyi asli vietnam. Saya tidak mengerti apa yang mereka nyanyikan, lagu bahasa inggris pun logatnya aneh, tapi saya menikmati.. :)
<-- Yang paling lucu lagi, banyak
juga yang berjualan minyak ular. Konon katanya, mampu menambah tenaga dan
menambah gairah serta kekuatan alat vital pria. Wuihh..!
Selesai berwisata buah-buahan, selanjutnya pengunjung di ajak ke "Que
Dua" ; salah satu tempat pembuatan coconut candy (permen yang terbuat
dari buah kelapa). Senangnya berada disana, kita bisa menikmati permen
yang masih hangat atau baru mateng. Pengunjung pun diajarkan bagaimana
cara pembuatannya. Beberapa pengunjung terlihat asik mencoba membantu
pekerja sambil belajar membuat coconut candy. Beda lagi dengan beberapa
pengunjung yang menurut pengamatan saya hanya bolak-balik mencicipi
candy, diambil satu kemudian pergi, dua menit kemudian balik lagi,
mencicipi 2 buah candy, kemudian pergi, demikian seterusnya (termasuk
saya). Hehehe..
Setelah perut terisi full dengan coconut candy, kami pun kembali menyebrangi Mekong Delta dengan perahu kecil yang akan mengantar kami mendekati perahu besar. Disepanjang perjalanan sungai, kiri kanan terdapat pohon-pohon yang daunnya seperti kelapa sawit, tapi ntah apa namanya. Tak jarang juga kami melihat kadal berseliweran, kodok melompat-lompat, dan dalam hati saya berdoa semoga ular atau buaya tidak muncul. *keringat basah*
Oh iya, setelah saya perhatikan.. yang bekerja sebagai pendayung perahu di tempat ini semuanya wanita paruh baya. Mereka mampu mendayung perahu yang bisa diisi hingga 6 orang. Sungguh tangguh wanita-wanita itu, demi mendapatkan uang tips yang jika dirupiahkan hanya sekitar 5 - 10 ribu rupiah. Saya pun semakin bersyukur pada Tuhan atas hidup saya. Dan kami semua pun kembali ke kapal, berlayar lagi selama kurang lebih 2 jam menuju daratan tempat dimana bus dari jasa tour and travel sudah menunggu kami. Huh, Riang gembira!
Lebih riang membahana lagi saat kami berempat, diajak oleh sodara-nya PJ untuk bertemu anak-anak dan istrinya disebuah restoran di mall terkenal di Vietnam. Cihuyyy, Jalah-jalan ke mall, ditraktir pula. Eh, tapi bener-bener Vietnam, makan dimana aja pasti ada dedaunan mint ini. Hadehhh... Tapi tak apalah, namanya saja gratisan, masa mau minta macam-macam? Keterlaluan.. hehe..
Kami pun kembali ke Saigon Backpacker hostel dengan menggunakan taxi, huhh.. sudah lelah sekali. Sampai, kemudian tertidur.. zzzzzzzzz.... !!!!
Madu tuh, minum madu tuh biar lancar...hahahha... ;)
ReplyDeleteBangun pagi yg katanya terbangun, dan sekarang masih ngantuk2, buka facebook, eh tiba2 liat blog ini di post....langsung klik kanan!! :D